Monthly Archives: June 2025

Daftar 12 Negara Teraman Jika Perang Dunia III Meletus, Ada Indonesia Salah Satunya?

Jakarta, 26 Juni 2025 – Kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya Perang Dunia III kian meningkat di tengah ketegangan geopolitik global yang tak kunjung reda. Banyak pihak mulai mempertanyakan: negara mana saja yang paling aman jika konflik berskala global benar-benar meletus? Dan, apakah Indonesia termasuk dalam daftar tersebut?

Menurut analisis dari berbagai lembaga keamanan internasional dan indeks perdamaian global, ada sejumlah negara yang dianggap relatif aman jika Perang Dunia III terjadi. Faktor yang menjadi penilaian meliputi: lokasi geografis, stabilitas politik, ketahanan pangan, swasembada energi, netralitas politik, hingga kekuatan militer defensif. Berikut adalah 12 negara yang dinilai paling aman:


12 Negara Teraman Jika Perang Dunia III Meletus

  1. Selandia Baru
    • Terisolasi dari pusat konflik dunia.
    • Stabil secara politik dan memiliki kebijakan luar negeri yang netral.
  2. Swiss
    • Terkenal dengan netralitasnya dalam sejarah.
    • Infrastruktur perlindungan sipil yang sangat baik.
  3. Islandia
    • Tidak memiliki militer permanen.
    • Lokasi terpencil di Atlantik Utara.
  4. Bhutan
    • Kebijakan luar negeri sangat netral dan fokus pada kebahagiaan nasional.
  5. Finlandia
    • Meskipun berbatasan dengan Rusia, negara ini memiliki kesiapan sipil yang tinggi dan sistem pertahanan yang kokoh.
  6. Norwegia
    • Jauh dari pusat konflik besar, dengan cadangan energi besar.
  7. Australia
    • Lokasi geografis yang jauh dari zona panas dunia, dan memiliki sistem pertahanan modern.
  8. Kanada
    • Luas wilayah memungkinkan tempat perlindungan aman.
    • Hubungan internasional yang relatif damai.
  9. Irlandia
    • Netral dalam banyak konflik militer dunia.
  10. Kosta Rika
  • Tidak memiliki militer permanen sejak 1948 dan sangat stabil secara politik.
  1. Chile
  • Letaknya yang jauh di ujung Amerika Selatan menjadikannya terlindung dari konflik besar.
  1. Indonesia
  • Ya, Indonesia masuk daftar ini! Meskipun memiliki posisi geopolitik yang strategis dan populasi besar, Indonesia dinilai memiliki beberapa faktor yang dapat menjadi penentu keamanannya:
    • Letaknya yang terdiri dari ribuan pulau menyulitkan invasi langsung.
    • Kekayaan sumber daya alam dan potensi swasembada pangan dan energi.
    • Hubungan luar negeri yang relatif netral dan tidak terlibat langsung dalam konflik militer besar.

Apa yang Membuat Indonesia Aman?

Indonesia memiliki kebijakan luar negeri bebas aktif yang berusaha menjaga keseimbangan hubungan diplomatik dengan kekuatan dunia seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Rusia, dan negara-negara ASEAN. Selain itu, struktur geografis Indonesia yang berupa kepulauan menjadikannya unik dalam hal pertahanan. Sulit bagi pasukan asing untuk menguasai wilayah yang sangat tersebar ini tanpa menghadapi tantangan logistik besar.

Namun demikian, Indonesia tetap memiliki tantangan, terutama dalam hal modernisasi militer, ketahanan pangan jangka panjang, dan ketahanan siber jika terjadi perang global dengan dimensi teknologi tinggi.

Pelatihan Regulasi Alat Kesehatan ASEAN-Jepang Resmi Diluncurkan di Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bersama Pharmaceuticals and Medical Devices Agency (PMDA) Jepang dan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia secara resmi meluncurkan proyek dua tahun bertajuk ASEAN-Japan Medical Devices Regulatory Training 2025.

Proyek ini didukung oleh Japan-ASEAN Integration Fund (JAIF) serta mendapatkan dukungan tambahan dari Japan International Cooperation Agency (JICA). Tujuannya adalah memperkuat kapasitas regulator alat kesehatan di kawasan ASEAN guna mendorong harmonisasi regulasi yang responsif terhadap perkembangan teknologi medis.

Pelaksanaan tahun pertama dimulai pada 14 hingga 16 Mei 2025 di The Westin Jakarta. Rangkaian kegiatan mencakup simposium satu hari yang dihadiri oleh sekitar 400 peserta luring dan 200 peserta daring, serta seminar dua hari yang diikuti oleh 40 regulator alat kesehatan dari negara-negara ASEAN. Forum ini menjadi ajang strategis bagi pertukaran pengetahuan antara regulator, akademisi, pelaku industri, dan asosiasi alat kesehatan dari tingkat regional hingga internasional.

Dalam sambutan pembuka, Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. Dante Saksono Harbuwono dan Duta Besar Jepang untuk ASEAN H.E. Kiya Masahiko menegaskan pentingnya kolaborasi ASEAN dan Jepang dalam memperkuat sistem regulasi alat kesehatan. Kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat akses terhadap teknologi medis yang aman, inovatif, dan berkualitas.

Pesatnya perkembangan teknologi seperti Software as a Medical Device (SaMD), kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), serta alat diagnostik mandiri menuntut respons regulasi yang harmonis dan adaptif. Pelatihan ini menjadi langkah strategis dalam membangun pemahaman bersama mengenai standar teknis, pelaporan kejadian tidak diinginkan (adverse events), serta pengawasan pasca pasar.

Prof. Dante menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat penting bagi Indonesia. Melalui pelatihan ini, Indonesia dapat memperkuat regulasi alat kesehatan di dalam negeri sekaligus memahami regulasi negara-negara ASEAN lainnya, sehingga membuka peluang produk alat kesehatan lokal untuk bersaing di pasar global.

“Kami membangun sistem regulasi yang harmonis, efisien, dan responsif terhadap inovasi. Ini penting untuk memastikan keselamatan pasien dan efisiensi proses perizinan,” jelas Prof. Dante.

Wamenkes juga menyinggung pengalaman Indonesia saat menghadapi pandemi COVID-19, di mana terjadi keterbatasan akses terhadap alat kesehatan, termasuk alat pelindung diri dan masker. Ia menekankan pentingnya penguatan industri dalam negeri untuk memastikan kemandirian nasional di masa depan.

“Tahap demi tahap TKDN-nya mulai ditingkatkan kandungan dalam negerinya, sehingga nanti kita bisa memproduksi sendiri, dan mungkin bisa ekspor ke beberapa negara,” jelas Prof. Dante.

Meskipun masih bergantung pada impor bahan baku aktif obat (active pharmaceutical ingredients) dari India dan Tiongkok, Indonesia telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam produksi alat kesehatan. Beberapa produk bahkan telah berhasil diekspor ke Jepang, menandai kemajuan industri medical devices nasional.

Simposium yang diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan ini membahas berbagai isu dari perspektif global dan regional, termasuk pembaruan dari International Medical Device Regulators Forum (IMDRF), prakualifikasi WHO untuk alat diagnostik in vitro (IVD), serta pemanfaatan SaMD oleh industri Jepang, seperti computer-aided detection (CADe) dan computer-aided diagnosis (CADx). ASEAN Medical Device Committee (AMDC) turut memaparkan perkembangan terbaru dan arah kebijakan harmonisasi regulasi di tingkat regional.

SUMBER : farmalkes.kemkes.go.id

Putin Tegaskan Rusia Akan Bantu Rakyat Iran Hadipi AS-Israel

Moskow, 23 Juni 2025 — Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pernyataan tegas terkait meningkatnya konflik antara Iran dan koalisi Amerika Serikat–Israel. Dalam pidato terbarunya yang disiarkan oleh televisi nasional Rusia, Putin menegaskan bahwa Rusia akan “selalu berdiri di pihak rakyat Iran” dalam menghadapi tekanan militer dan ekonomi dari kekuatan Barat, khususnya AS dan Israel.

Pernyataan ini muncul di tengah memanasnya situasi di Timur Tengah setelah serangan udara Israel terhadap beberapa fasilitas nuklir Iran, yang dibalas Teheran dengan peluncuran ratusan rudal dan drone ke wilayah Israel.


Putin: “Kami Bersama Rakyat Iran”

Dalam video berdurasi 8 menit yang ditayangkan oleh saluran RT dan dikutip oleh berbagai media internasional, Putin menyampaikan:

“Rusia tidak akan tinggal diam ketika negara sahabat seperti Iran menjadi korban agresi sepihak. Kami tidak mencari perang, tetapi kami akan membantu rakyat Iran mempertahankan hak mereka untuk menentukan nasib sendiri, termasuk dalam pengembangan teknologi nuklir damai.”

Putin juga menyebutkan bahwa Rusia mendukung prinsip non-intervensi dan menyalahkan “provokasi sistematis dari pihak Amerika Serikat dan sekutunya” atas ketegangan saat ini.


Dukungan Bukan Militer, Tapi Strategis

Meski menegaskan dukungan untuk rakyat Iran, Kremlin menekankan bahwa Rusia tidak berencana mengirim pasukan atau dukungan militer langsung. Sebaliknya, bentuk bantuan yang dimaksud bersifat strategis dan diplomatik, mencakup:

  • Perlindungan terhadap teknisi Rusia yang bekerja di fasilitas nuklir Iran
  • Pengiriman bantuan kemanusiaan dan medis ke wilayah terdampak
  • Upaya diplomatik melalui Dewan Keamanan PBB
  • Dukungan teknologi untuk pengembangan energi nuklir damai

Kepala Staf Kremlin menyebut bantuan ini sebagai bagian dari “koalisi stabilitas multipolar”, yang dimaksudkan untuk menghadang dominasi unilateralisme dalam urusan global.


Pernyataan Putin ini menuai beragam respons. Pihak Iran menyambut hangat dukungan tersebut, menyebut Rusia sebagai “mitra sejati” di tengah krisis. Sementara itu, AS dan Israel memperingatkan bahwa segala bentuk bantuan terhadap Iran yang dapat mempercepat pengayaan uranium akan dianggap sebagai bentuk “provokasi serius”.

Pejabat Gedung Putih menyatakan:

“Kami mengawasi dengan ketat semua aktivitas militer dan teknis di kawasan. Segala bentuk dukungan terhadap program nuklir Iran harus sesuai dengan perjanjian internasional.”

Konflik Israel–Iran Memanas, Putin Khawatir Pecah PERANG Dunia 3 Segera Terjadi

St. Petersburg, Rusia — 20 Juni 2025
Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan kekhawatiran mendalam bahwa meningkatnya eskalasi antara Israel dan Iran dapat dengan cepat memicu konflik global, bahkan menuju Perang Dunia III. Hal ini disampaikan Putin saat menghadiri forum ekonomi di St. Petersburg

Putin menyoroti berbagai potensi konflik yang tengah berkembang, termasuk perang Rusia melawan Ukraina serta serangan baru-baru ini terhadap fasilitas nuklir Iran, di mana terdapat kehadiran teknisi asal Rusia. “Situasinya mengkhawatirkan… ada banyak potensi konflik, yang tumbuh di depan mata, dan hal ini langsung bersinggungan dengan kita,” ujarnya . Dia mendesak pencarian solusi damai dalam berbagai arah untuk meredam ketegangan global.


🛡️ Detonator Eskalasi Terbaru

  • Sejak 13 Juni 2025, Israel melancarkan serangan udara dan laut terhadap fasilitas nuklir Iran—mencakup Natanz, Fordow, dan Esfahan—menggunakan bom bunker dan rudal Tomahawk
  • Iran membalas dengan serangan rudal dan drone ke wilayah Israel, termasuk serangan besar-besaran dengan lebih dari 300 drone/rudal, meski sebagian besar berhasil dihalau Iron Dome .
  • Para pemimpin dunia, termasuk AS, China, dan Rusia, mendesak de-eskalasi. Sejumlah pakar memperingatkan risiko lebih jauh, seperti penutupan Selat Hormuz yang dapat mengganggu pasokan minyak dunia .

🧭 Sikap Rusia di Tengah Konflik

  • Rusia mengutuk keras serangan terhadap Iran dan menyebutnya pelanggaran hukum internasional
  • Dmitry Medvedev, Ketua Dewan Keamanan Rusia, menuduh Amerika Serikat melemahkan nonproliferasi nuklir dan memperingatkan negara lain siap membantu Iran memperkuat program nuklirnya sebagai respons
  • Presiden Putin juga menawarkan diri sebagai mediator yang netral

🌍 Potensi Dampak Global

  • Menurut Putin, konflik Timur Tengah kini berada di “ambang,” dan dunia perlu waspada agar tak “tergelincir” menjadi konflik global .
  • Media Rusia juga telah memperingatkan kemungkinan perang nuklir, di mana Moskow berada hanya “milimeter” dari bencana nuklir jika ketegangan tidak ditahan .
  • Beberapa figur pro-Kremlin bahkan menyebut bahwa Perang Dunia III “pasti” akan dimulai di Timur Tengah, tergantung pada keputusan pemerintahan AS saat ini .